Kamis, 11 November 2010

ANALISIS JURNAL “DAMPAK LIBERALISASI PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA-CHINA TERHADAP PRODUKSI DAN EKSPOR PERTANIAN DI INDONESIA: SUATU PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN SIMULASI ATPSM DAN GTAP”

OLEH :
Anugerah Adhi Prasetyo

Tema
Perdagangan Internasional

o Judul : Dampak dari Liberalisasi Perdagangan Pertanian Indonesia-China terhadap Produksi dan Ekspor Pertanian di Indonesia: Suatu Penelitian dengan Pendekatan SImulasi

o Pengarang : Tulus Tambunan (Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti)

Tahun
Januari 2010

Latar Belakang
Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia tinggal di pedesaan dan sebagian besar bekerja di sektor pertanian, maka apabila kesepakatan ASEAN-China merugikan Indonesia dalam arti produk-produk Indonesia kalah bersaing , maka akan terjadi peningkatan kemiskinan, karenanya itulah jurnal ini dibuat untuk mengetahui dampaknya sehingga kita dapat menantisipasi kemungkinan terburuk.

Masalah dan Tujuan

Masalah

Bagaimana dampak kesepakatan China dengan Indonesia dalam konteks kesepakatan China-AFTA terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia.

Bagaimana daya saing pertanian Indonesia terhadap pertanian China

Tujuan

Mengkaji apakah kesepakatan ASEAN-China FTA menguntungkan Indonesia, khususnya sektor pertanian.



Metodologi

Data
Indeks revealed comparative advantage (RCA), indeks spesialisasi peragangan (TSI)

Variabel
Indeks revealed comparative advantage (RCA) (Variabel bebas / X)
indeks spesialisasi peragangan (TSI) (Variabel Terikat /Y)

Tahapan Penelitian
Menganalisis daya saing perdagangan Indonesia dengan China untuk komoditas-komoditas yang masuk di dalam EHP.

Menganalisis efek efek dari liberalisasi perdagangan pertanian antara kedua Negara tersebut terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia.

Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan 2 Model penghitungan keseimbangan umum:
1. Model simulasi kebijakan perdagangan pertanian (ATPSM) versi 3.1 (2006).
2. Proyek analisis perdagangan global (GTAP) versi 2005.

Hasil dan Analisis

Menurut Model simulasi ATPSM lebih dari setengah dari 15 komoditas EHP yang masuk dalam analisis, ekspor-ekspor Indonesia menurun. Dalam hal Impor hasil simulasi menunjukan bahwa impor akan naik untuk sebagian besar dari komoditas dengan pisang sebagai komoditi terbesar. Dalam produksi domestic, beberapa diantaranya diperkirakan meningkat sedangkan sisanya menurun.

Menurut Model simulasi GTAP
• Penurunan atau penghapusan tarif impor di Indonesia atau China terhadap komoditi tertentu akan merugikan Indonesia.
• Untuk produksi gula hasil simulasi menunjukan bahwa China akan mengalami hal yang sama seperti yang akan dialami Indonesia dengan penurunan produksi.
• Untuk komoditas terpilih lainnya, kecuali daging, Indonesia akan mengalami produksi yang lebih besar apabila tariff impor untuk komoditas tersebut dihapuskan.


Kesimpulan
Secara keseluruhan , pertanian Indonesia, atau lebih spesifik lagi, petani petani di subsector pertanian yang dipilih untuk penelitian ini tidak akan sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari kesepakatan perdagangan regional tersebut. Pertanian di Indonesia saat ini menjadi sektor yang tesisihkan dilihat dari lahan yang sempit, harga input yang tidak stabil, serta harga output yang sering merugikan para petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar