Rabu, 27 Oktober 2010

I'll give my last breath for her on Twitpic

I'll give my last breath for her on Twitpic

Circular Flow

Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia, pada dasarnya merupakan proses pertukaran para pelaku ekonomi. Kegiatan ekonomi yang begitu banyak dan kompleks dapat dipahami dengan lebih mudah melalui suatu model ekonomi. Keterkaitan antara pelaku-pelaku ekonomi tersebut dapat digambarkan dalam siklus aliran arus uang dan arus barang atau circular flow diagram yang secara sederhana dapat dijelaskan beberapa arus transaksi yang terjadi antara produsen dengan konsumen sebagaimana berikut ini:
a. arus penyediaan faktor produksi yang terdiri dari unsur tanah, tenaga kerja, kapital, kewirausahaan;
b. arus balas jasa faktor produksi atau pendapatan yang terdiri atas unsur sewa
tanah, upah dan gaji, bunga, deviden, serta keuntungan;
c. arus pengeluaran untuk kebutuhan konsumsinya, dan
d. arus barang dan jasa yang menjadi konsumsi.
Aliran faktor produksi dari rumah tangga ke produsen akan menyebabkan terjadinya arus balik dari produsen ke rumah tangga dalam bentuk pendapatan atau yang disebut sebagai balas jasa faktor produksi.
Pendapatan faktor yang dibayarkan oleh produsen tersebut merupakan sumber penerimaan bagi rumah tangga yang pada gilirannya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan konsumsinya. Konsumsi (akhir) tersebut meliputi penggunaan berbagai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen (perusahaan); Atau dengan kata lain pendapatan di satu sisi akan sama dengan penggunaan pendapatan di sisi yang lain. Dengan demikian maka aliran produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen akan sama dengan aliran uang yang dibayarkan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa tersebut.
Dari diagram di atas dapat ditentukan adanya beberapa kegiatan ekonomi :
1.Kegiatan Ekonomi Dua Sektor
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga dan perusahaan.
Sektor rumah tangga membeli barang dan jasa dari sektor perusahaan di pasar barang (product market) dan sebagai balas jasanya, sektor pengusaha menerima uang. Dalam arus ini, sektor rumah tangga berperan sebagai pembeli barang dan jasa, sedangkan sektor perusahaan berperan sebagai penjual. Perusahaan menetapkan harga produk berdasarkan biaya tenaga kerja dan keahlian. Harga di pasar barang ditentukan oleh permintaan konsumen rumah tangga dan penawaran per. usahaanTransaksi barang dan jasa terjadi di pasar barang (product market).
a.Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem
Dalam corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan, dalam hal ini rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak menanam modal. Dalam masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya adalah seperti yang tampak pada Gambar di atas.

Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh faktor produksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter.

Hubungan antara penyediaan produk (perusahaan) di satu sisi serta penggunaan (permintaan) di sisi lainnya ini disebut general equilibrium yaitu adanya titik keseimbangan umum antara Supply dan Demand

b.Corak Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.

2.Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor
Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat selain dari rumah tangga dan perusahaan, diperlihatkan juga peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan perekonomian.
Pemerintah menggunakan pendapatan dari pajak untuk membeli barang dan jasa dari pasar faktor produksi, pasar barang, dan perusahaan. Barang dan jasa tersebut digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa perekonomian pasar (market economy), yaitu perekonomian yang berdasarkan pada mekanisme pasar yang dapat bekerja dengan efisien. Adapun beberapa ahli ekonomi lainnya berpendapat bahwa perekonomian pasar akan mencapai hasil yang memuaskan jika pemerintah ikut campur tangan dalam kehidupan perekonomian. Salah satu bentuk campur tangan pemerintah adalah dengan mengenakan pajak kepada masyarakat yang kemudian digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Di samping sebagai pelaku ekonomi, pemerintah juga berfungsi sebagai pengatur dan pengawas kegiatan ekonomi rumah tangga perusahaan swasta dan koperasi. Tujuannya adalah agar pelaku ekonomi tersebut melakukan kegiatan ekonominya sesuai dengan peraturan yang ada dan tidak merugikan masyarakat.

3.Kegiatan Ekonomi Empat Sektor
Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian terbuka karena kegiatan ini tidak hanyamelibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri.

·         Rumah tangga memberikan tenaga dan pikiran ke pasar tenaga kerja
·         Rumah tangga berinvestasi ke pasar uang & lembaga keuangan.
·         Pasar tenaga kerja memberikan bahan baku, modal dan lain lain ke perusahaan
·         Perusahaan memberikan pajak kepada pemerintah
·         Pemerintah memberikan tunjangan, subsidi, gaji pegawai negeri kepada rumah tangga
·         Pasar barang menerima uang dari pemerintah rumah tangga dan pasar luar negeri
·         Perusahaan menghasilkan barang dan jasa ke pasar barang
·         Rumah tangga memberikan simpanan ke pasar uang
o   Pasar tenaga kerja memberikan gaji, upah kepada rumah tangga
o   Perusahaan  meberikan gaji, upah kepada pasar tenaga kerja
o   Pemerintah memberikan subsidi kepada perusahan
o   Rumah tangga memberikan pajak penghasilan kepada pemerintah
o   Pasar barang memberikan barang kepada pemerintah rumah tangga dan pasar luar negeri
o   Perusahaan menerima uang dari pasar barang

Analisis preferensi konsumen terhadap multiatribut produk hunian : Studi kasus pada calon konsumen Perumahan Telaga Golf-Sawangan

Dunia properti beberapa tahun terakhir kembali bergairah setelah masa-masa keterpurukannya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sudah banyak bermunculan produk-produk perumahan di sekitar Jakarta dengan tipe dan fasilitas yang semakin lengkap.
Perumahan, sebagaimana produk lainnya dapat dilihat sebagai kumpulan dari atribut-atribut atau manfaat yang terkandung dari produk itu sendiri. Sesuai dengan anatomi produk menurut Kotler (1997) produk inti rumah adalah merupakan manfaat utama sebuah rumah yaitu sebagai tempat untuk berlindung dari panas dan hujan. Namun saat ini rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dan panas dan hujan, tapi
juga dapat menjadi tempat untuk mencari ketenangan dan kebahagiaan bagi keluarga.
Perkembangan atribut sebuah perumahan berlangsung begitu cepat. Saat ini, banyak pengembang mendirikan lingkungan perumahan yang telah dilengkapi dengan sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana olah raga hingga ke sarana hiburan. Konsumen seakan dimanjakan dengan kelengkapan berbagai fasilitas dan lingkungan yang aman, tenang dan harmonis. Sehubungan dengan hal tersebut, pemasar hares mengetahui bagaimana preferensi konsumen di pasar terhadap atribut-atribut produk hunian yang ada saat ini, agar produk yang dijual cepat diserap pasar.
Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : atribut manakah yang dianggap paling panting oleh konsumen; apakah terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap produk hunian yang berada di luar DKI Jakarta dan di dalam wilayah DK1 Jakarta; apakah terdapat perbedaan preferensi terhadap atribut perumahan diantara konsumen dengan berbagai tingkat penghasilan; apakah responden dapat dikelompokkan ke dalam beberapa segmen yang dapat dibedakan secara signifikan berdasarkan kemiripan preferensi terhadap multi atribut produk hunian?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian di atas, penulis telah melakukan penelitian tentang preferensi konsumen terhadap produk perumahan dengan menggunakan teknik analisis konjoin, denganmenggunakan software SPSS versi 10.5, yang menjalankan fungsi model analisis konjoin tradisional (decomposisional conjoin). Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa atribut produk perumahan
seperti : harga, lokasi, akses jalan, aspek legalitas, fasilitas dan cars bayar, yang masing-masing memiliki tingkatan tertentu. Dari hasil analisis konjoin ini diperoleh dua informasi panting yaitu : tingkat kepentingan relatif atribut dan nilai utilitas (pan worth) dari setiap tingkatan atribut.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa atribut harga dan lokasi merupakan dua atribut yang memiliki tingkat kepentingan relatif paling besar di mata responden. Namun berbeda dengan dugaan penulis, responden dalam penelitian ini temyata lebih menyukai hunian yang berada di luar wilayah DKI Jakarta dibanding dengan perumahan yang berada di dalam wilayah DKI Jakarta. Sekalipun demikian, tetap responden
menghendaki perumahan yang dekat dengan akses jalan tol dibandingkan dengan perumahan yang berada jauh dari akses jalan tol. Sementara tingkat penghasilan memang secara signifikan mempengaruhi perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut harga.

Dari penelitian ini jugs diperoleh tiga segmen yang dibedakan berdasar tingkat kepentingan atribut harga.
Segmen pertama terdiri dari responden yang bersikap moderat terhadap harga, segmen kedua merupakan
kelompok responden yang bersikap sensitive terhadap harga, sementara segmen ketiga merupakan kumpulan responden yang bersikap tidak responsive terhadap perubahan harga.